Di pedalaman Aceh, pak Suparman, sang ayah berusia 47 tahun yang bekerja sebagai buruh harian lepas, istrinya Nini Yanti yang berusia 36 tahun dengan disabilitas tuna netra pada mata sebelah kirinya, serta lima orang anak mereka. Kehidupan mereka penuh dengan tantangan, namun penuh dengan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Suparman adalah tulang punggung keluarga, berjuang keras mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaannya yang tidak menentu sering kali membuat mereka berhadapan dengan ketidakpastian. Kadang-kadang, pekerjaan itu ada, namun seringkali tidak, dan keluarga mereka harus berjuang keras untuk bertahan hidup. Meski begitu, mereka tak pernah menyerah.
Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, keluarga Suparman seringkali harus bergantung pada bantuan dari tetangga atau saudara. Kadang-kadang, mereka meminjam sawah orang lain untuk ditanami, namun hasil panennya tidak selalu mencukupi kebutuhan keluarga. Beras, yang menjadi makanan pokok mereka, kadang hanya bisa dibeli jika ada uang, dan jika tidak, Nini Yanti harus meminta pinjaman kepada tetangga atau keluarganya.
Meski dalam keterbatasan, keluarga Suparman tetap berusaha untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Mereka memanfaatkan sekolah negeri yang biayanya gratis, namun perlengkapan sekolah seperti buku tulis seringkali harus dibeli setengah lusin atau seadanya. Baju seragam turun-temurun dari kakak kepada adik, dan kadang-kadang mereka mendapatkan bantuan dari saudara yang memberikan pakaian layak pakai. Jajan sekolah pun menjadi hal yang mewah bagi mereka, hanya bisa diakses jika ada rezeki.
Namun, keluarga Suparman tidak kehilangan harapan untuk mendapatkan rumah yang layak huni, menggantikan rumah mereka yang tidak layak dan menyisakan trauma. Hal ini memberikan mereka semangat baru untuk menjalani hidup. Meski tantangan masih ada, mereka memandang masa depan dengan harapan yang besar.
Harapan terbesar mereka adalah agar anak-anak mereka bisa sukses di masa depan dan tidak pernah merasakan kesulitan seperti yang mereka alami. Mereka berharap agar keluarga Suparman bisa hidup lebih baik lagi, dengan pekerjaan yang lebih stabil dan mampu memenuhi kebutuhan mereka tanpa kekurangan. Meski hidup dalam keterbatasan, keluarga Suparman tetap bersyukur dan tetap berjuang untuk masa depan yang lebih baik.
Ramadan Berkah, Mari Bersedekah untuk satu unit rumah layak huni dan tahan gempa untuk pak Suparman dan keluarga
-
26 Jun 2024
Anak Yatim dan Dhuafa di Aceh Besar Terima bantuan Rumah Konstruksi Tahan Gempa
Penjabat Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto menyerahkan dua unit bantuan rumah layak huni konstruksi tahan gempa tIpe 36 kepada keluarga yatim dan dhuafa di Gampong Lamteh, Kecamatan Peukan Bada, Rabu, 26 Juni 2024.
Rumah itu, dibangun oleh lembaga Islamic Relief berkolaborasi dengan Baitul Mal Aceh Besar. Iswanto mengatakan Islamic Relief sendiri menghimpun bantuan pembangunan rumah tersebut dari zakat umat islam mancanegara. Menurut Iswanto, total rumah bantuan melalui program Baitul Mal adalah 55 unit. Sebanyak 50 unit dibangun melalui kerja sama Islamic Relief dengan Baitul Mal Aceh Besar. Sisanya lima unit didukung penuh oleh Islamic Relief. "Hari ini kita serahkan perdana sebanyak dua unit. Setelah itu penyerahan secara bertahap sesuai jumlah yang selesai," kata Iswanto. Iswanto menambahkan diperkirakan seluruh unit rumah bantuan akan selesai dikerjakan pada awal Desember 2024. "Insyaallah selesai di akhir tahun nanti, karena sebagian masih dalam proses lanjutan pembangunan," tuturnya. Pj Bupati Iswanto berharap bantuan tersebut dapat dijaga dengan baik, dan terus jalankan kehidupan bersyariah di dalamnya. "Selain itu, jaga hubungan baik dengan tetangga dan anggota keluarga yang tinggal di rumah bantuan ini. Paling penting, tolong jangan tinggalkan salat lima waktu dan insya Allah kelak nanti menjadi muzakki bagi saudara-saudara kita," harapnya. Sementara itu, Yusrijal selaku Area Koordinator Islamic Relief wilayah Aceh menjelaskan, total bantuan rumah di provinsi itu dari Islamic Relief Indonesia berjumlah 69 unit. Terbagi 55 unit di Aceh Besar dan 14 unit Aceh Utara. Disamping itu, penerima bantuan Muhaimi Fahmi mengucapkan, rasa syukur atas bantuan diberikan oleh Islamic Relief Indonesia yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. "Saya dan keluarga hanya bisa ucapkan terima kasih kepada Islamic Relief dan Pemkab Aceh Besar yang telah memberikan bantuan rumah layak huni. Semoga selalu diberikan kesehatan dan kelancaran rezekinya," ucapnya. Muhaimi Fahmi yang berprofesi sebagai buruh harian mengakui, banyak bagian rumahnya sudah rapuh, karena terbuat dari kayu. Apabila hujan, airnya masuk ke dalam lantaran lantai terbuat dari tanah. "Alhamdulillah, hari ini doa kami didengarkan Allah SWT dengan mendapatkan bantuan dari Islamic Relief dan Pemkab Aceh Besar, saya dan keluarga tidak berhenti bersyukur atas bantuan ini, dan terima kasih juga kepada Bapak Pj Bupati Iswanto," tuturnya. Hal yang sama juga disampaikan Nurhayati, ia sangat bersyukur usai menerima rumah bantuan tersebut. “Alhamdulillah, sangat senang, sudah ada rumah, apalagi saya memiliki suami yang memiliki kekurangan (tunanetra),” ujarnya Selain itu, Nurhayati yang suaminya memiliki cacat fisik (disabilitas) juga memohon bantuan modal usaha kepada Pemkab Aceh Besar. “Kami juga mohon bantuan modal usaha pak, supaya suami saya yang memiliki kekurangan itu bisa bekerja, sehingga tidak meminta sedekah lagi di lampu jalan, bila ada modal usaha kami bisa jualan kerupuk keliling," ungkapnya. Acara itu turut dihadiri, Kepala Baitul Mal Aceh Besar, Camat Peukan Bada, Kapolsek Peukan Bada, Danramil Peukan Bada, Keuchik dan para TSK Dinas Sosial Aceh Besar serta sejumlah tokoh masyarakat.
-
-
26 Feb 2024
Peletekan Batu Pertama
slamic Relief Indonesia bekerja sama dengan Baitul Mal Aceh, Universitas Syiah Kuala, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melakukan peluncuran program Rumah Yatim dan Dhuafa dengan membangun sebuah rumah percontohan pada tanggal 26 Februari 2024 yang dihadiri oleh BupatiKab Aceh Besar, Baitul Mal, Camat, Danramil, Kapolsek , Babinkantibmas, Babinsa, CEO Islamic Relief Indonesia, dan Pemegang Hak atas nama Suparman, Dinas Sosial, dan aparatur Gampong Seumeureung Kecamatan Suka Makmur – Aceh Besar.
Setelah rumah percontohan selesai, kami akan lanjut membangun 68 rumah berikutnya yang didukung oleh Islamic Relief Inggris dan Australia, serta Baitul Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Utara.
Proyek ini dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kerentanan, dan meringankan penderitaan 69 keluarga yatim piatu dan duafa melalui penyediaan rumah yang layak huni, aman, dan tahan gempa 7 skala richter beserta perabotan rumah tangganya. Secara teknis, proyek ini akan dikerjakan bersama dengan fakultas teknik Universitas Syiah Kuala. Universitas akan mengerahkan dosen dan mahasiswanya untuk mendukung kami dalam merumuskan desain rumah dan kebutuhan bahan bangunan, spesifikasi, dan ukurannya, memantau pekerjaan konstruksi, dan mengawasi kualitas bangunan agar sesuai dengan kualitas tahan gempa.