Islamic Relief Indonesia siap menjadi Amil Zakat Profesional

Sebanyak 43 amil zakat Islamic Relief Indonesia melaksanakan pelatihan berbasis kompeten sertifikasi skema kualifikasi 3 bidang pengelolaan zakat bekerja sama dengan LSP BAZNAS dan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi)

Jakarta, 15 November 2024 – Yayasan Relief Islami Indonesia (yang selanjutnya disebut Islamic Relief Indonesia) bersama LSP BAZNAS dan BNSP menyelenggarakan pelatihan pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi skema kualifikasi 3 bidang pengelolaan zakat secara daring pada tanggal 6 sampai 8 November 2024, kemudian pelaksanaan uji sertifikasi amil dilaksanakan pada 12 November 2024 berstandar BNSP.

Amil zakat merupakan profesi istimewa yang memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT. Sebagai salah satu profesi yang disebutkan dalam Alquran, tugas seorang amil zakat memiliki tanggung jawab besar, tidak hanya kepada institusi dan masyarakat, tetapi juga kepada Allah SWT. Profesi ini menuntut komitmen tinggi dan kompetensi yang mumpuni untuk memastikan pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) dilakukan secara profesional dan sesuai syariah.

Sebagai bagian dari upayanya untuk menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS), disebut Islamic Relief Indonesia mengambil langkah strategis dengan menyelenggarakan pelatihan dan uji sertifikasi bagi para amil zakat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pengelolaan dana ZIS, yang merupakan pilar utama dalam mewujudkan tata kelola lembaga zakat yang baik, sesuai prinsip 3 aman: aman regulasi, aman syar’i, dan aman NKRI.

Pelatihan dan sertifikasi ini mencakup evaluasi kualifikasi amil dalam tiga bidang utama, yaitu pengumpulan, penyaluran, dan pelaporan zakat. Para peserta diuji secara menyeluruh untuk memastikan mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang memadai. Dengan pelatihan ini, diharapkan pengelolaan zakat dapat menjadi lebih efektif, efisien, dan akuntabel, sehingga distribusi zakat kepada mustahik (penerima zakat) berlangsung optimal.

Selain itu, peningkatan kompetensi amil zakat diharapkan mampu mendukung transparansi dalam pengelolaan dana ZIS serta memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat. Langkah ini merupakan wujud komitmen Yayasan Relief Islami Indonesia dalam mengoptimalkan peran zakat sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi dan sosial di Indonesia..

Ketua LAZ Islamic Relief Indonesia Inayatullah Hasyim menyampaikan “Menjadi amil zakat adalah peran mulia yang membutuhkan keahlian dan tanggung jawab besar. Pelatihan ini adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa para amil tidak hanya memahami syarat syar i’ dan teknis pengelolaan zakat, tetapi juga memiliki visi untuk memberdayakan masyarakat dan menciptakan dampak jangka panjang”.

CEO Islamic Relief Indonesia Nanang Dirja menegaskan “Kami percaya bahwa dengan meningkatkan kapasitas staff Islamic Relief Indonesia di bidang zakat, kita dapat menciptakan sistem yang lebih efektif dan efisien dalam mendukung masyarakat rentan. Langkah ini tidak hanya penting bagi lembaga, tetapi juga berkontribusi pada solusi berkelanjutan untuk tantangan sosial-ekonomi di Indonesia”.
Selain itu, Islamic Relief Indonesia juga berkomitmen untuk meningkatkan program pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) khususnya kontribusi terhadap SDG, khususnya poin pertama: mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di mana pun. Salah satu caranya adalah melalui pelatihan dan sertifikasi amil zakat yang bertujuan meningkatkan kompetensi dalam pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS). Dengan pengelolaan dana ZIS yang baik, zakat dapat menjadi instrumen penting untuk memberdayakan mustahik (penerima zakat) agar mampu keluar dari jerat kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp