Sebanyak 45 tokoh agama yang ikut terlibat pada kegiatan itu. Para tokoh agama tersebut terdiri dari 15 orang tokoh agama Islam, 15 tokoh agama Kristen dan 15 tokoh agama Hindu yang berasal dari Kota Palu.
Bertempat di Gedung Bapelkes, Kota Palu, Yayasan Relief Islami Indonesia (YRII) Area Sulawesi Tengah (Sulteng) Bekerjasama Dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Laksanakan Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengurangan Risiko Bencana Khusus Para Tokoh Agama.
Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari sejak tanggal 13 hingga 15 September 2022. Selama 3 hari itu para tokoh agama diberi pemahaman seputar kebencanaan dan usaha pengurangan risiko bencana.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Telan Korban Jiwa, Ini Jumlah dari Data Polri
Selain itu, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan simulasi evakuasi bencana gempa.
Fahmi Rahmatna selaku Koordinator YRII Area Sulteng mengatakan, kegiatan ini juga merupakan bagian dari usaha penyempurnaan modul pengurangan risiko bencana yang sebelumnya disusun oleh YRII bersama Tim Pusdiklat BNPB serta beberapa tokoh agama.
“Sebelumnya kita telah mengadakan bimbingan teknis terkait penyusunan modul pengurangan risiko bencana.
Modulnya berisi tentang seputar pemahaman kita tentang bencana serta bagaimana kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana.
Nah, melalui kegiatan inilah modul tersebut kita sampaikan kepada kurang lebih 45 tokoh agama yang jadi peserta. Harapannya dari tokoh agama dapat memberi masukan untuk penyempurnaan modul tersebut,” ujarnya.
“Setelah adanya perbaikan dan penyempurnaan, kami bersama tim pusdiklat BNPB akan mencoba melaunching modul tersebut. Karena modul ini rencana akan digunakan di tingkat nasional,” lanjut dia.
Ia mengungkapkan, pasca pelaksanaan bimtek ini, YRII akan mengadakan kegiatan Training of Trainer (ToT).
“Setelah ini akan ada ToT. Jadi, kita memilih 5 orang perwakilan masing-masing dari agama Islam, Kristen, Hindu. Tentu yang ikut ToT adalah mereka yang punya pengetahuan bagus serta memiliki keaktifan saat mengikut bimtek ini.
Kegiatannya akan membahas beragam hal tentang bagaimana cara tokoh agama menyampaikan kepada jama’ahnya dan kepada tokoh agama yang lain terkait pengurangan risiko bencana,” ungkap Fahmi.
Ia berharap para tokoh agama yang ikut serta dalam pelaksanaan bimtek ini bisa membuat simulasi terkait pengurangan risiko bencana di rumah ibadah masing-masing agama.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Soal Kesehatan, Cinta, dan Karir Besok 5 Oktober 2022
“Yang lebih penting adalah mereka bisa menyampaikan informasi-informasi penting terkait bencana, bagaimana seharusnya menanggapi suatu bencana dan apa yang harus dilakukan baik itu sebelum terjadinya bencana hingga pasca bencana.
Saya rasa akan lebih efektif jika hal ini mereka sampaikan nanti saat ada kegiatan-kegiatan keagamaan,” harap Fahmi.
Jajat Suarjat, selaku Tim Pusdiklat BNPB yang turut hadir pada kegiatan itu, menyampaikan kepada para tokoh agama agar benar-benar menyampaikan informasi yang diperoleh pada bimtek tersebut kepada jama’ahnya.
“Mudah-mudahan bapak dan ibu selaku tokoh agama bisa membagikan ilmu yang telah didapatkan pada kegiatan ini.
Disebarluaskan sebanyak-banyaknya kepada jama’ahnya. Sehingga dengan pengetahuan bencana yang tersebar akan mengurangi resiko bencana meliputi korban jiwa dan juga harta. Ini merupakan ikhtiar kita bersama. Semua harus punya pengetahuan soal hal ini. Sehingga kita semua punya kesiapsiagaan ketika terjadi suatu bencana,” tuturnya.