Membangun Social Enterprise Melalui Marketing Mix Yang Tepat!

Pada hari Selasa, 25 Juni 2021, telah dilaksanakan sebuah diskusi terfokus secara hybrid (offline dan online) antara staf kantor Islamic Relief Lombok dengan pihak management Islamic Relief di Jakarta.

Diskusi ini membedah strategy marketing yang diajukan oleh Konsultan Marketing kantor Lombok, yaitu Bapak Drs. Irsan Yanuar, MBA setelah beliau melakukan pengkajian dan pendalaman produk dan pasar yang digeluti oleh para pemegang hak/rights holders (istilah baru untuk penerima manfaat/beneficiaries) selama 3 bulan lebih.
Ada banyak produk yang dihasilkan para ‘right holders’ di kantor Lombok, NTB, tetapi yang menjadi focus dan ditangani oleh Konsultan Marketing adalah produk jamur dan tenun.

Dalam diskusi tersebut terungkap terdapat 200 rumah jamur yang beroperasi di bawah dampingan tim Islamic Relief. Namun, produksi yang dihasilkan masih belum cukup memenuhi permintaan pasar dan belum mencapai skala keekonomian (economies of scale).
Karenanya ada beberapa rekomendasi yang akan dikerjakan dalam kerangka marketing mix yang pas, diantaranya: dari strategi produk:

  1. Memperbanyak jumlah baglog yang dikelola oleh setiap individu ‘rights holders’, yakni mencapai 2,500 buah. Karena itu, perlu disiapkan skema penyediaan dukungan mikro finance Syariah-nya,
  2. Meningkatkan Teknik budidaya sehingga lebih produktif dan efisien dengan target per baglog mencapai panen paling sedikit 0.3 kg. Dengan begitu dari sisi supply akan terjamin,
  3. Mengembangkan produk olahan penyedap rasa dari jamur. Produk penyedap rasa dari jamur ini sangat diunggulkan oleh konsultan Marketing, karena rasanya sangat gurih, bahannya organic, dan belum ada yang memproduksi produk ini selama ini. Dengan demikian produk ini memiliki keunggulan kompetitif tersendiri, dan
  4. nama produk atau brand yang akan digunakan, diusahakan yang sudah familiar di pikiran calon pembeli yang berasosiasi kepada wilayah Lombok, misal kita gunakan nama MANDALIKA, sebagai ikon Lombok saat ini.

Dari sisi strategi harga: perlu dilakukan penelitian harga produk sejenis, dan kita akan mengikuti harga market leader, mengingat keunggulan yang dimiliki oleh produk bubuk jamur ini.
Dari segi promosi, kita akan mempromosikan produk dengan menggunakan fasilitas online. Sementara, target promosi akan mengikuti STP (segmentasi, targeting dan positioning), yaitu kelompok golongan menengah ke bawah, yang berusia lansia dan balita, dengan pesan manfaat produk yang dikemas dalam pernyataan: hidup sehat bagi lansia dan balita dengan penyedap rasa tanpa MSG!

Untuk produk tenun, kita akan menjagokan tenun pewarna alami, yang tidak luntur berkualitas tinggi yang sudah berhasil diproduksi oleh para penenun binaan Islamic Relief. Segmentasi pasar akan mengarah ke kelompok menengah atas dengan target ibu-ibu sosialita. Sementara positioningnya akan dikemas dalam promosi produk bertajuk: ‘tenun kualitas tinggi yang biasa dipakai bapak dan ibu presiden RI’.
Paparan di atas kelihatannya seperti sebuah mimpi. Namun, demikianlah kehidupan di dunia bisnis. Target dan sasaran mesti digantungkan tinggi, seperti visi 20 tahun kebun teh di puncak – Bogor, yang berangan-angan menjadi sebuah market leader di Industri penerbangan.

Semoga mimpi yang dibangun oleh jamur dan tenun Lombok yang saat ini Islamic Relief bina dapat mengantarkan perusahaan sosial (social enterprise) yang menanganinya, yakni Koperasi Syariah Mulia Amanah Makmur menjadi kenyataan.
Mohon doa dan dukungannya.
Salaam!

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp