Pelatihan Pengolahan Limbah Baglog Menjadi Media Tanam

Islamic Relief Indonesia kantor lapangan Palu – Sulawesi Tengah, saat ini sedang melakukan program peningkatan status gizi melalui pemberian makanan tambahan kepada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya masalah gizi dikarenakan oleh faktor langsung dan tidak langsung. Dimana faktor langsung penyebab terjadinya masalah gizi adalah asupan makanan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi.

Melihat hal tersebut Islamic Relief Indonesia melakukan intervensi pemberian makanan bergizi seimbang sesuai dengan kebutuhan individu tersebut yang diharapkan dapat meningkatkan status gizi individu tersebut menjadi lebih baik.
Program pemberian makanan tambahan ini, diberikan kepada 500 jiwa diantaranya adalah balita yang mengalami gizi buruk, gizi kurang dan stunting, ibu hamil/menyusui yang mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis), lansia dan disabilitas yang berada di 5 desa intevensi yaitu desa Pombewe, Loru, Lolu, Mpanau dan Kalukubula dimana desa-desa tersebut terdampak bencana gempa bumi dan liquifaksi pada tanggal 28 september 2018, dan saat ini di perparah dengan adanya pandemic covid-19. Desa Lolu merupakan salah satu desa yang menjadi fokus intervensi peningkatan status gizi yang menyasar pada kelompok rentan salah satunya adalah balita.

Menurut Permenkes RI No 2 Tentang standar Antropometeri anak indeks Tinggi badan menurut umur adalah adalah salah satunya stunting. Kondisi ini diakibatkan karena masalah gizi masa lampau yang tidak terpenuhi pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Untuk mengatasi Stunting diperlukan usaha preventif ibu balita sejak remaja. Dimana kondisi status gizi ketika remaja tidak mengalami kondisi KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan Anemia.

Sehingga ketika remaja putri menjadi ibu hamil maka akan lebih siap untuk berbagi asupan nutrisi dengan sang janin. Ketika bayi lahir perlu melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) untuk mendapatkan ASI pertama kali yang mengandung zat gizi imunitas sangat tinggi yaitu Kolostrum dan mendapatkan bonding terhadap ibu dan anak. Kemudian pemberian ASI Ekslusif sampai berusia 6 bulan dan didukung dengan MP-ASI sesuai umur yakni 6-9 Bulan makanan saring, 9-12 makanan cincang dan >12 bulan makanan keluarga dan tetap diberikan asi sampai berusia 2 tahun.

Jika hal tersebut diberikan pertumbuhan dan perkembangan anak akan optimal. Anak yang tidak mendapatkan Kolostrum dan ASI Ekslusif serta MP-ASI yang kurang tepat menjadi pemicu kondisi stunting pada dirinya.
Atas dasar tersebut Islamic Relief memberikan dukungan kepada target tersebut dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi seimbang untuk dapat membantu meningkatkan status gizi, dengan harapan menjadi lebih baik. Sehingga lonjakan pertumbuhan kedua ketika remaja akan optimal jika sejak dini diberikan contoh makanan gizi seimbang yang tanpa disadari masyarakat adalah makanan bergizi tidaklah mahal namun makanan bergizi seimbang sanSeiring dengan peningkatan produksi jamur segar oleh para pemegang hak program di Lombok, maka banyak limbah baglog yang dihasilkan dari proses produksi jamur tersebut. Jika tidak dikelola dengan baik, maka limbah baglog jamur tersebut dapat menjadi sampah dan tidak ramah lingkungan.

Sebagai alternatif, Islamic Relief Indonesia kembali menginisiasi kegiatan bertajuk Pelatihan Pengolahan Limbah Baglog menjadi kompos. Kompos ini nantinya selain dapat digunakan sebagai media tanam untuk Budidaya berbagai tanaman, juga dapat menjadi alternatif pemasukan bagi para pemegang hak dari hasil penjualan kompos tersebut.
Pelatihan ini ditujukan kepada suami/anak laki2 dewasa dari anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) jamur yang notabene-nya tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga harapannya kegiatan Pembuatan kompos ini dapat dijadikan sebagai alternatif pekerjaan untuk menambah pemasukan keluarga sekaligus terintegrasi dengan usaha Budidaya jamur.
Kegiatan ini diadakan di 4 lokasi di Lombok Barat dan Lombok Tengah dimana terdapat banyak pembudidaya jamur, diantaranya: Desa Medas Munawarah, Desa Arjangke, Desa Lantan, dan Desa Sesaot.

Kegiatan Pembuatan kompos ini juga diharapkan dapat diintegrasikan dengan kegiatan lainnya seperti pengembangan vegetasi tanaman pakan untuk pengembangan Budidaya lebah madu trigona, yang juga menjadi salah satu komoditas yang sedang dikembangkan oleh project Islamic Relief di Nusa Tenggara Barat.gat di rekomendasikan menggunakan bahan makanan lokal setempat.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp