Seperti dilaporkan sebelumnya pada postingan facebook yang lalu bahwa desa Cibadak adalah satu dari ratusan desa tertinggal yang ada di kabupaten Pandeglang. Akses yang sulit karena jalan masuk masih berbatu sepanjang 10 KM menyebabkan desa ini lambat berkembang. Selain itu, masyarakat juga menghadapi berbagai kendala termasuk.kendala mengakses air minum dan sanitasi. Diketahui bahwa di desa ini, bila hujan tidak datang selama 4 bulan, maka krisis air bersih terjadi. Akibatnya masyarakat menggunakan air sungai untuk berbagai keperluan termasuk minum, mandi dan cuci. Sayangnya masyarakat masih menerapkan BAB sembarangan sehingga air sungai tersebut terkontaminasi.

 

Alhamdulillah, berkat kerja bersama melalui mekanisme gotong royong, pemipaan dari sumber mata air di kawasan suaka ujung kulon sepanjang 4 km lebih telah tuntas dipasang. Demikian juga tempat-tempat penampungan sebagai titik distribusi di setiap kampung berhasil dibangun. Sementara sambungan ke rumah-rumah terutama untuk keluarga yang rentan juga sudah selesai dilakukan.

 

Disamping itu, 5 buah alat penyaring air berkualitas tinggi yang didatangkan dari australia telah terpasang di tengah-tengah pemukiman. Alat ini yang disebut Skyhydrant telah menghasilkan air minum bebas bakteri coli dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara langsung untuk air minum.

 

Lainnya adalah pembangunan jamban. YPCI telah berhasil memantik masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan BAB sembarangan karena masyarakat sudah berhasil membangun jamban di rumah masing-masing. Sebelumnya YPCI juga telah berhasil memberikan training kepada masyarakat untuk memproduksi closet sendiri.

 

Selamat untuk masyarakat desa Cibadak dan YPCI. Semoga capaian yang dihasilkan mampu mengantarkan masyarakat desa cibadak mencapai salah tujuan SDGs point 6, yakni universal access pada air minum dan sanitasi.