lslamic Relief memprakarsai program pemberdayaan masyarakat berbasis bantuan nontunai senilai 10 Miliar Rupiah untuk disalurkan ke 3613 penyintas dari 9 kelurahan/desa di wilayah Palu dan Sigi.
30/09/19, PALU – Bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Sulteng yang melanda wilayah Padagimo (Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong) tanggal 28 September 2018 telah mengundang simpati luas dunia. Di antaranya dari organisasi kemanusiaan independen, Islamic Relief Worldwide yang sudah terjun membantu sejak masa tanggap darurat dimulai.
Dengan mempedomani ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, organisasi yang telah membantu lebih dari 3 miliar orang di 40 negara ini, berusaha mewujudkan sebuah dunia di mana kepedulian antar sesama diberdayakan dengan landasan nilai-nilai ketulusan, keunggulan, kasih sayang, keadilan dan kepercayaan.
Misi pemulihan ekonomi bagi warga yang hilang mata pencaharian sesuai keterangan Country Director Islamic Relief Indonesia Nanang Subana Dirja, menjadi fokus lembaga jelang peringatan 1 tahun musibah memilukan itu. Dengan mengajak salah satu bank nasional berjangkauan luas sampai pelosok, lslamic Relief lalu memprakarsai program pemberdayaan masyarakat berbasis bantuan nontunai senilai 10 Miliar Rupiah untuk disalurkan ke 3613 penyintas dari 9 kelurahan/desa di wilayah Palu dan Sigi.
Stimulan diharap mampu membangkitkan semangat berusaha dan keterampilan pelaku usaha IKM (Industri Kecil Menengah), si penerima manfaat. Sehingga bukan hanya masyarakat yang tertolong lewat aksi Islamic Relief tapi juga pemerintah daerah dalam konteks percepatan pemulihan pascabencana.
Bahkan jika diamati, pemulihan Palu dan wilayah terdampak di sekitarnya jauh lebih cepat daripada Lombok yang belum masuk tahap rehab-rekon. Karena itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Dr. H. Moh. Hidayat Lamakarate, M.Si terus mendorong berbagai lembaga kemanusiaan cerdas merancang program-program pemberdayaan demi percepatan kebangkitan ekonomi rakyat.
Selain itu, pelibatan instansi pemerintah niscaya dapat membantu pemasaran dan penyerapan produk-produk IKM supaya sirkulasi modal mengalir kembali ke pelaku usaha.