Salah satu upaya beradaptasi dengan pola iklim yang berubah adalah dengan mempunyai pengetahuan yang luas mengenai jenis komoditas pertanian dan tentunya informasi yang cukup mengenai cuaca, dan iklim. Sehingga para petani dapat menentukan alternative komoditas tanam yang tepat dan sesuai dengan pola iklim baru yang juga dapat terhindar dari serangan hama tertentu.
Islamic Relief melalui Sekolah Lapangan Iklim (SLI) membangun ketahanan pangan para petani tadah hujan di Lombok Timur. Pada tanggal 29 dan 30 Desember 2019, sekitar 58 orang petani tadah hujan yang dibagi menjadi 2 kelas, mengikuti sesi ke 3 dari pelaksanaan kegiatan (SLI) berbasis komunitas di wilayah Desa Pandan Wangi, Jerowaru, Lombok Timur.
Pelaksanaan SLI untuk kelompok petani tadah hujan akan dilaksanakan selama 3 bulan, dengan intensitas pertemuan satu kali dalam seminggu. Pada sesi ketiga ini peserta belajar mengatur jarak tanam dengan menggunakan penggaris kayu dan melubangi mulsa yang baik dan benar.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di demo plot seluas 20 are yang merupakan tanah milik salah satu pengurus HIMASPI (Himpunan masyarakat Peduli Perubahan Iklim)., dengan dibagi menjadi 4 bagian (masing-masing 5 are) dengan ditanamai 4 jenis tanaman dengan intervensi yang berbeda, yaitu; 2 bagian ditanami padi masing-masing padi organik dan anorganik, dua bagian lainnya ditanami terong dan cabai. Narasumber dan pembimbing dalam kegiatan ini adalah Pak Ismail seorang pengamat organisme pengganggu hama tanaman yang merupakan warga setempat.
Islamic Relief memastikan para petani tadah hujan mempunyai ketahanan serta ketangguhan dalam menghadapi bencana iklim dengan meningkatkan pengetahuan, penorganisasian serta jejaring dengan lembaga lain. Diharapkan dengan demplot ini, pengetahuan para petani akan berkembang, dan lebih bersiap dalam menghadapi perubahan iklim.