Yayasan Relief Islami Indonesia (YRII) Area Sulawesi Tengah menggelar Workshop Review Modul Bimbingan Teknis (Bimtek) Penanggulangan Bencana untuk Tokoh Agama, Kamis 14 Juli 2022, di Hotel Rama, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Workshop tersebut rangkaian Bimtek penanggulangan bencana khusus untuk para tokoh agama yang akan digelar pada Agustus 2022 mendatang.
Pada workshop ini dilakukan penyusunan dan review modul penanggulangan bencana yang telah disusun oleh tim YRII bersama Tim Pusdiklat BNPB.
Turut hadir dalam kegiatan yang bekerjasama dengan BNPB ini adalah para perwakilan tokoh agama Islam, Kristen dan Hindu yang ada di Kota Palu.
Para perwakilan tokoh agama yang hadir dalam kegiatan ini turut memberi apresiasi atas usaha yang dilakukan oleh YRII dan juga BNPB.
Fahmi Rahmatna selaku Koordinator YRII Area Sulteng mengatakan, pelibatan tokoh agama dalam rangka penanggulangan dan pengurangan resiko bencana itu sangatlah penting.
Baca Juga: Fakta-Fakta Terbaru Setelah Gugatan Cerai Dilayangkan Nathalie Holscher kepada Komedian Sule
“Adanya hubungan emosional yang kuat tentu memudahkan tokoh agama ketika menyampaikan edukasi atau praktek dalam setiap hal yang ada kaitannya dengan usaha penanggulangan dan pengurangan resiko bencana,” ujar Fahmi.
“Nah, agar edukasi yang disampaikan itu mudah dipahami dan diterima masyarakat, maka perlu adanya modul yang digunakan para tokoh agama masing-masing dalam usaha ini. Kami menghadirkan para tokoh agama di kegiatan ini agar modul yang sementara disusun oleh YRII dan BNPB bisa mendapat koreksian dan masukan demi kesempurnaan modul. Sehingga diharapkan nanti modul ini betul-betul relevan saat digunakan bersama masyarakat,” lanjutnya.
Djajat Suarjat selaku perwakilan Tim Pusdiklat BNPB memberikan apresiasi dengan adanya penyusunan modul penanggulangan bencana yang dikhususkan untuk para tokoh agama itu.
“Kami menyambut baik kegiatan penyusunan modul ini. Kami harapkan dari modul ini nantinya bisa dipakai secara nasional. Kita buat modul ini agar bisa dipakai di daerah lain, bukan hanya khusus kota palu. Kehadiran tokoh agama ini sangat penting. Diharapkan setelah ini kita bisa mereview lagi,” sebutnya.
“Karena mungkin saja pasti ada kekurangan-kekurangan. Harapannya bisa diberi masukan apalagi menyangkut substansi agama.
Semoga dengan pertemuan ini bisa memperkaya modul ini,” sambung dia.
Dalam sambutannya membuka kegiatan, Teuku Candra, selaku Manajer Program Islamic Relief mengemukakan bahwa memang perlu adanya pelibatan tokoh agama dalam usaha penanggulangan bencana.
Ia meminta agar tokoh agama yang hadir dalam kegiatan tersebut bisa memberi masukan-masukan terbaik terhadap penyusunan modul penanggulangan bencana yang akan digunakan oleh para tokoh agama.
“Terima kasih tema-teman yang sudah berkontribusi dan meluangkan waktu serta pikiran dalam hal penyusunan modul. Tentunya workshop hari ini sangat penting bahwa modul ini akan menjadi acuan yang digunakan seluruh Indonesia. Masukan dari tokoh agama sangat diperlukan demi memperkaya modul ini yang nantinya bisa digunakan dan bermanfaat bagi pembangunan pengurangan resiko bencana. Islamic relief sangat konsen mendorong tokoh agama dan rumah ibadah dalam hal pengurangan resiko bencana. Harapannya workshop ini berjalan baik,” pungkasnya.***
